Review Film Paper Butterflies

Review Film Paper Butterflies

Review Film Paper Butterflies. Paper Butterflies, film drama Indonesia yang dirilis pada 7 Maret 2024, menjadi salah satu karya sinematik yang mencuri perhatian di tahun ini. Disutradarai oleh Emil Heradi dan dibintangi oleh Amanda Manopo serta Chicco Jerikho, film ini mengusung kisah emosional tentang trauma, penyembuhan, dan hubungan keluarga. Dengan latar belakang Jakarta yang urban namun penuh nuansa personal, Paper Butterflies berhasil menarik perhatian penonton di bioskop dan platform streaming hingga September 2025. Film ini tidak hanya menawarkan cerita yang menyentuh, tetapi juga visual yang memikat dan akting yang kuat. Artikel ini akan mengulas ringkasan film, alasan mengapa layak ditonton, serta sisi positif dan negatifnya. BERITA VOLI

Ringkasan Singkat Mengenai Film Ini
Paper Butterflies mengisahkan perjalanan Sarah (Amanda Manopo), seorang wanita muda yang berjuang melawan trauma masa kecil akibat kekerasan dalam keluarga. Setelah bertahun-tahun mencoba melupakan masa lalunya, Sarah bertemu dengan Reza (Chicco Jerikho), seorang terapis yang membantu pasien melalui seni, khususnya origami kupu-kupu kertas. Pertemuan mereka memicu perjalanan emosional, di mana Sarah belajar menghadapi luka batinnya sambil membangun hubungan baru dengan adiknya, Rara (Iwa K), yang juga terdampak trauma serupa.
Film ini berfokus pada proses penyembuhan Sarah, dengan konflik yang muncul dari ketegangan keluarga, rahasia masa lalu, dan tantangan untuk membuka hati. Latar Jakarta modern, dipadukan dengan sentuhan simbolisme kupu-kupu sebagai metafora transformasi, menciptakan narasi yang dalam namun tetap mudah diikuti. Dengan durasi sekitar 110 menit, film ini menggabungkan drama psikologis dengan elemen romansa yang lembut.

Kenapa Film Ini Layak Untuk Ditonton
Paper Butterflies wajib ditonton karena menawarkan cerita yang mendalam tentang penyembuhan trauma, sebuah topik yang jarang diangkat dengan sensitif dalam sinema Indonesia. Ceritanya relevan bagi banyak penonton, terutama mereka yang ingin memahami dampak trauma dan pentingnya dukungan emosional. Akting Amanda Manopo yang intens dan penuh emosi, dipadukan dengan penampilan Chicco Jerikho yang hangat, menciptakan chemistry yang membuat penonton terhubung dengan perjuangan karakter.
Visual film ini juga memukau, dengan sinematografi yang menangkap keindahan sederhana origami dan kontras antara hiruk-pikuk Jakarta dengan momen intim karakter. Musik latar yang lembut dan emosional mendukung suasana tanpa terasa berlebihan. Tersedia di platform streaming seperti Netflix per September 2025, film ini mudah diakses untuk mereka yang mencari drama yang bermakna. Selain itu, pesan tentang keberanian menghadapi masa lalu dan pentingnya komunikasi dalam keluarga membuat film ini cocok untuk penonton dari berbagai kalangan.

Apa Sisi Positif dan Negatif dari Film Ini
Sisi positif Paper Butterflies terletak pada pendekatan sensitifnya terhadap tema trauma. Naskah karya Emil Heradi dan timnya ditulis dengan hati-hati, menghindari dramatisasi berlebihan dan fokus pada realisme emosional. Akting Amanda Manopo menjadi sorotan, menampilkan kerentanan dan kekuatan Sarah dengan keseimbangan yang tepat. Chicco Jerikho juga berhasil menghidupkan Reza sebagai karakter pendamping yang suportif tanpa mencuri fokus. Penggunaan simbolisme kupu-kupu kertas sebagai metafora penyembuhan menambah kedalaman estetika, sementara sinematografi yang hangat memperkuat suasana. Film ini juga berhasil mengintegrasikan budaya urban Jakarta dengan cerita universal, membuatnya relevan secara lokal dan global.
Namun, ada beberapa kekurangan. Beberapa penonton merasa ritme film agak lambat di paruh tengah, dengan beberapa adegan refleksi yang terasa berulang. Subplot tentang hubungan Sarah dengan adiknya, meskipun emosional, kadang terasa kurang tergali, membuat beberapa konflik terasa kurang tuntas. Selain itu, bagi penonton yang lebih menyukai film dengan aksi cepat atau plot twist besar, Paper Butterflies mungkin terasa terlalu introspektif. Meski begitu, kekurangan ini tidak mengurangi kekuatan film sebagai drama yang menyentuh.

Kesimpulan: Review Film Paper Butterflies
Paper Butterflies adalah film drama yang kuat dan relevan, menawarkan cerita tentang penyembuhan trauma dengan pendekatan yang sensitif dan visual yang memikat. Dengan akting memukau dari Amanda Manopo dan Chicco Jerikho, serta sinematografi yang mendukung narasi emosional, film ini layak ditonton oleh mereka yang mencari tontonan bermakna. Meskipun ada kekurangan seperti ritme yang lambat dan subplot yang kurang mendalam, kelebihan film ini dalam menyampaikan pesan tentang keberanian dan hubungan keluarga menjadikannya karya yang berkesan. Hingga September 2025, Paper Butterflies tetap menjadi pilihan tepat untuk penonton yang ingin menikmati drama Indonesia yang penuh emosi dan inspirasi, baik di bioskop maupun platform streaming.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *