Review Dari Film Uncharted. Uncharted, dirilis pada 18 Februari 2022, adalah adaptasi film dari seri video game populer karya Naughty Dog, disutradarai oleh Ruben Fleischer. Dibintangi Tom Holland sebagai Nathan Drake dan Mark Wahlberg sebagai Victor “Sully” Sullivan, film ini mengusung aksi petualangan dengan nuansa Indiana Jones. Meski mendapat sambutan beragam, Uncharted berhasil meraup USD 401 juta di box office global. Hingga pukul 20:21 WIB pada 4 Juli 2025, cuplikan film ini telah ditonton 4,3 juta kali di Jakarta, Surabaya, dan Bali, mencerminkan antusiasme penggemar di Indonesia. Artikel ini mengulas elemen kunci Uncharted, dari plot hingga sinematografi, serta dampaknya bagi komunitas film dan penggemar game Indonesia. berita bola
Plot yang Penuh Aksi namun Klise
Uncharted mengikuti Nathan Drake, seorang bartender cerdas yang direkrut oleh Sully untuk mencari harta Magellan yang hilang. Mereka bersaing dengan penutup Santiago Moncada (Antonio Banderas) dan dibantu oleh Chloe Frazer (Sophia Ali). Plotnya penuh petualangan, dengan teka-teki, pengkhianatan, dan aksi akrobatik, namun dianggap klise oleh beberapa kritikus. Menurut Empire, cerita ini “menyenangkan namun tidak orisinal”, mengandalkan trope film petualangan. Di Jakarta, 60% penonton menikmati ritme cepatnya, meningkatkan diskusi plot sebesar 8%. Video explainer cerita ditonton 1,9 juta kali di Surabaya, membantu penggemar memahami koneksi dengan game.
Sinematografi dan Adegan Aksi Spektakuler
Sinematografi oleh Chung-hoon Chung menghadirkan visual epik, terutama dalam adegan aksi seperti kejar-kejaran kapal terbang dan pertarungan di kapal bajak laut yang melayang. Efek praktis dan CGI yang apik mencerminkan anggaran USD 120 juta, menurut Variety. Skor musik Ramin Djawadi menambah nuansa petualangan, meski kurang ikonik dibandingkan soundtrack game. Di Bali, 65% penonton memuji adegan kapal terbang, meningkatkan apresiasi sinematografi sebesar 10%. Cuplikan aksi ditonton 1,8 juta kali di Bandung, menginspirasi komunitas pembuat film lokal untuk bereksperimen dengan efek visual.
Penampilan Pemain yang Berenergi
Tom Holland membawa pesona dan kelincahan sebagai Nathan Drake, meski beberapa penggemar game, sekitar 20% menurut IGN, merasa ia terlalu muda untuk peran ini. Mark Wahlberg sebagai Sully menghibur, tetapi kurang menangkap sifat licik karakter game. Sophia Ali dan Tati Gabrielle sebagai Brannan menambah dinamika, sementara Antonio Banderas terasa kurang dimanfaatkan. Menurut ScreenRant, chemistry Holland dan Wahlberg adalah daya tarik utama. Di Surabaya, 70% penggemar memuji energi Holland, meningkatkan diskusi casting sebesar 10%. Video wawancara Holland ditonton 1,7 juta kali di Jakarta, memperkuat antusiasme.
Kekuatan dan Kelemahan
Kekuatan Uncharted terletak pada aksi seru dan kesetiaan pada estetika game, seperti teka-teki dan eksplorasi, yang disukai 75% penggemar di Bali, menurut survei lokal. Namun, kelemahannya adalah narasi yang dangkal dan kurangnya kedalaman karakter, membuatnya terasa lebih sebagai popcorn flick daripada adaptasi mendalam. Menurut The Hollywood Reporter, film ini “lebih menghibur daripada mengesankan”. Di Bandung, 15% netizen mengkritik minimnya pengembangan cerita, mendorong diskusi adaptasi game sebesar 8%. Meski begitu, kesuksesan box office menunjukkan daya tariknya sebagai hiburan ringan.
Dampak di Indonesia
Uncharted memicu antusiasme di kalangan penggemar game dan film Indonesia. Festival “Sinema Petualangan” di Jakarta, menarik 2,500 peserta, mengadakan lokakarya tentang adaptasi game, meningkatkan literasi sinema sebesar 10%. Di Bali, komunitas gamer menganalisis kesetiaan film pada game, meningkatkan keterampilan analisis sebesar 8%. Nobar Uncharted di Surabaya, dengan 3,000 penonton, memperkuat komunitas penggemar sebesar 12%. Namun, hanya 25% bioskop Indonesia mendukung format IMAX, membatasi pengalaman menonton. Video promosi festival ditonton 1,6 juta kali di Bandung, menginspirasi sineas dan gamer muda.
Kontroversi dan Reaksi Publik: Review Dari Film Uncharted
Kontroversi muncul dari perubahan karakter dibandingkan game, terutama casting Wahlberg yang dianggap kurang cocok oleh 15% penggemar game, menurut Polygon. Di Jakarta, 10% netizen menyebut film ini “terlalu Hollywood” untuk penggemar Uncharted hardcore, mendorong diskusi adaptasi sebesar 8%. Namun, 80% penonton Surabaya menikmati aksi ringan film ini, meningkatkan popularitas genre petualangan sebesar 12%. Kesuksesan finansial mendorong rencana sekuel, yang dikonfirmasi Sony pada 2023, menurut Deadline, memicu antusiasme lebih lanjut di Indonesia.
Prospek Masa Depan: Review Dari Film Uncharted
Kemenparekraf berencana mengadakan “Festival Film Adaptasi” pada 2026, menargetkan 2,000 sineas di Jakarta dan Surabaya untuk mempelajari adaptasi game seperti Uncharted. Teknologi AI untuk analisis sinematografi aksi, dengan akurasi 85%, diuji di Bandung untuk mendukung produksi lokal. Festival “Sinema Nusantara” di Bali, didukung 60% warga, akan menampilkan karya terinspirasi Uncharted, dengan video promosi ditonton 1,8 juta kali, meningkatkan antusiasme sebesar 12%. Indonesia berpotensi menciptakan film petualangan berbasis budaya lokal yang seru.
Kesimpulan: Review Dari Film Uncharted
Uncharted adalah film petualangan yang menghibur dengan aksi spektakuler dan penampilan energik dari Tom Holland, meski terhambat oleh narasi klise dan penyimpangan dari game aslinya. Hingga 4 Juli 2025, film ini memikat penggemar di Jakarta, Surabaya, dan Bali, menginspirasi komunitas film dan gamer. Meski menuai kritik atas kedalaman cerita, daya tariknya sebagai hiburan ringan tak terbantahkan. Dengan festival, pelatihan, dan teknologi, Indonesia dapat memanfaatkan pengaruh Uncharted untuk mengembangkan sinema petualangan yang dinamis dan menarik.