Review Dari Film Desa Mati

review-dari-film-desa-mati

Review Dari Film Desa Mati. Desa Mati, film horor Indonesia yang dirilis pada Oktober 2024, telah mencuri perhatian penonton dengan premis yang menjanjikan dan suasana mencekam. Disutradarai oleh Ismail Basbeth, film ini mengisahkan teror supranatural di sebuah desa terpencil yang ditinggalkan penghuninya setelah serangkaian kematian misterius. Dibintangi oleh Wulan Guritno, Teuku Zacky, dan pendatang baru Nayla D. Purnama, Desa Mati memadukan elemen horor psikologis dengan budaya lokal Jawa, menciptakan pengalaman yang menyeramkan namun sarat makna sosial. Namun, apakah film ini mampu memenuhi ekspektasi sebagai horor berkelas, atau terjebak dalam formula genre yang klise? Berikut ulasan tentang kekuatan, kelemahan, dan daya tarik Desa Mati. BERITA BOLA

Sinopsis dan Latar Cerita

Desa Mati mengikuti kisah Sari (Wulan Guritno), seorang jurnalis investigasi yang datang ke Desa Kalimati untuk mengungkap misteri kematian massal yang terjadi 20 tahun lalu. Bersama asistennya, Rian (Teuku Zacky), dan pemandu lokal, Ningsih (Nayla D. Purnama), Sari menemukan bahwa desa tersebut dihantui oleh roh penutup kepala yang mencari keadilan atas pengkhianatan di masa lalu. Cerita terungkap melalui kilas balik yang menggambarkan konflik antara warga desa dan seorang dukun misterius. Latar desa terpencil di Jawa Tengah, dengan rumah-rumah kayu yang lapuk dan kabut tebal, menciptakan suasana kelam yang diperkuat oleh legenda lokal tentang “penutup kepala” yang dipercaya sebagai penutup rahasia kelam desa.

Kekuatan Film

Salah satu kekuatan utama Desa Mati adalah atmosfer horornya yang dibangun dengan cerdas. Sinematografi karya Yudi Datau, dengan pengambilan gambar malam yang minim cahaya dan kabut tebal, berhasil menciptakan rasa tegang dan misterius. Penampilan Nayla D. Purnama sebagai Ningsih mencuri perhatian, dengan kemampuan menampilkan ketakutan sekaligus keberanian yang membuat karakternya relatable. Wulan Guritno juga tampil solid sebagai jurnalis yang penuh rasa ingin tahu, meski karakternya agak klise. Penggunaan budaya Jawa, seperti ritual sesajen dan musik gamelan dalam skor karya Tya Subiakto, menambah kedalaman budaya yang autentik. Tema pengkhianatan dan trauma kolektif desa memberikan lapisan naratif yang lebih dari sekadar jump scare, membuat penonton merenungkan dampak rahasia masa lalu. Adegan klimaks, di mana identitas penutup kepala terungkap, dieksekusi dengan ketegangan yang memikat.

Kelemahan Film: Review Dari Film Desa Mati

Meski menjanjikan, Desa Mati memiliki beberapa kelemahan. Pacing cerita terasa lambat di babak pertama, dengan terlalu banyak waktu dihabiskan untuk memperkenalkan latar tanpa membangun ketegangan yang signifikan. Akting Teuku Zacky sebagai Rian terasa kurang meyakinkan, dengan dialog yang kadang terdengar kaku dan tidak alami. Penggunaan jump scare berulang, seperti bayangan yang tiba-tiba muncul, terasa berlebihan dan mengurangi efek horor psikologis yang menjadi kekuatan awal film. Efek visual untuk penampakan roh juga terlihat murahan di beberapa adegan, mengganggu imersi penonton. Selain itu, subplot tentang kehidupan pribadi Sari terasa tidak relevan dan kurang dieksplorasi, membuat durasi film yang mencapai 105 menit terasa sedikit berlarut. Ending yang ambigu, meski mungkin disengaja, meninggalkan beberapa pertanyaan tanpa jawaban, yang mungkin membuat penonton merasa kurang puas.

Resonansi Budaya dan Relevansi: Review Dari Film Desa Mati

Desa Mati berhasil menangkap nuansa horor lokal dengan mengangkat legenda Jawa tentang roh penutup kepala, yang mirip dengan cerita rakyat tentang hantu penutup wajah yang populer di Jawa Tengah. Film ini juga relevan dengan isu trauma komunal dan pentingnya menghadapi masa lalu, sebuah tema yang resonan di tengah masyarakat Indonesia yang sering menghadapi konflik sosial. Namun, beberapa penonton mungkin merasa bahwa penggambaran desa terlalu stereotipikal, dengan fokus berlebihan pada elemen mistis yang kadang mengesampingkan realisme. Film ini menuai pujian di Jakarta Film Week 2024, memenangkan penghargaan untuk desain produksi, dan telah menarik 1,3 juta penonton di bioskop serta masuk lima besar di Netflix Indonesia, menunjukkan daya tariknya di pasar lokal.

Kesimpulan: Review Dari Film Desa Mati

Desa Mati adalah film horor yang menawarkan atmosfer mencekam dan sentuhan budaya Jawa yang kuat, dengan penampilan memukau dari Nayla D. Purnama dan sinematografi yang memikat. Namun, kelemahan seperti pacing lambat, jump scare berlebihan, dan efek visual yang kurang memadai sedikit mengurangi potensinya. Bagi penggemar horor psikologis yang menyukai cerita dengan akar budaya lokal, film ini memberikan pengalaman yang menegangkan dan bermakna. Meski tidak akan menjadi klasik horor seperti Pengabdi Setan, Desa Mati tetap layak ditonton sebagai hiburan yang solid, dengan rating 6,3/10 di IMDb. Film ini berhasil menghidupkan legenda lokal dengan cara yang menarik, meski tidak sepenuhnya memenuhi ekspektasi sebagai horor yang benar-benar menyeramkan.

BACA SELENGKAPNYA DI…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *